Yayasan Paliatif Surabaya Cari 1.000 Relawan, Banyak Pasien Kanker Belum Tahu Ada Pengobatan Paliatif

SURYA.co.id | SURABAYA – Penderita kanker kerap merasakan nyeri dan kadang hal ini dirasakan hingga akhir hayatnya. Berdasarkan data BPJS bulan September 2017, penyakit kanker telah menghabiskan biaya hinggga Rp 2,1 triliun, kedua terbanyak setelah penyakit jantung.
Untuk itu para relawan Yayasan Paliatif Surabaya (YPS) telah lama mendampingi para penderita kanker dan penyakit degeneratif agar bisa mengurangi rasa nyeri para pasien.
Ketua Umum Yayasan Paliatif Surabaya, Lizza Hendriadi mengungkapkan pada 2019 YPS berupaya menambah relawannya hingga 1.000 orang.
Para relawan ini akan membantu petugas medis mendampingi para penderita kanker di RSUD Dr Soetomo ataupun kunjungan ke rumah pasien.
“Ini persiapan kami menyongsong Asia Pacific Hospice and Palliabve Care Conference di Surabaya. Kami ingin menekankan pada para pasien ini bahwa mereka berharga dan berhak mendapat perawatan,” urainya pada SURYA.co.id, Selasa (6/11/2018).
Para relawan ini bisa dari kalangan pelajar, ibu rumah tangga, karyawan, baik penyintas kanker atau keluarga pasien. Mereka yang menjadi karyawan ini akan mendapat pelatihan agar bisa menghadapi pasien kanker yang kadang lebih sensitif perasaannya.
“Kalau salah ngomong dan bersikap malah bisa jadi masalah bagi para relawan dan pasien,” ujarnya.
Lizza mengungkapkan YPS membantu serta mendampingi penderita kanker tidak lepas dari dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan RSUD Dr Soetomo yang dibuktikan dengan kehadiran Taman Paliatif pada 15 Mei 2010.
“Melalui taman ini, Surabaya menjadi satu-satunya kota di dunia yang mendeklarasikan Surabaya bebas nyeri kanker tahun 2010,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan hingga saat ini YPS telah konsisten memberikan obat secara cuma-cuma kepada pasien tidak mampu, santunan pendidikan anak asuh paliatif, meningkatkan kualitas dan kuantitas relawan paliatif.
“Saat ini masih banyak pasien yang belum tahu ada pengobatan paliatif , makanya kami terus mengadakan edukasi, seminar dan penyuluhan di stiap kesempatan karena para pasien ini berhak mendapat perawatan,” ujarnya.
Prof Sunaryadi Tejawinata, bapak Paliatlf lndonesia atau yang dikenal dengan Prof Sun menambahkan dirinya berinisiatif mendirikan sebuah lembaga yang dapat membantu para pasien dan keluarganya secara ekonomi selama pasien menjalani parawatan paliatif.
“Visi membebaskan penderita kanker daei belenggu penderitaan. Misi YPS mendukung palaksanaan dan pengembangan program perawatan paliatif penderita kanker,” ujarnya.
Ia mengungkapkan pasien dan keluanganya tidak hanya mengalami penderitaan dalam aspek kesehatan dan ekonomi saja. Namun seluruh aspak kehidupannya yaitu aspek biologis, psikologis, sosiologis, kultural dan spiritual.
“ Oleh karena itu pentingnya poli perawatan pariatif agar tersedia di rumah-sakit. Saat ini YPS sudah bekerja sama dangan rumah sakit RSUD DrSoetomo, RKZ Surabaya dan RS Baptis Batu. Sehigga kami ingin bisa memberikan harapan padapasien kalau mereka bisa kembali hidup dengan kesibukannya yang normal tanpa tersiksa dengan rasa nyeri,” pungkasnya.
Apresiasi dan edukasi perawatan paliatif ini juga digelar dalam seminar Peringatan Hari Paliatif Sedunia beberapa waktu lalu.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengungkapkan sangat mengapresiasi dan menyampaikan ucapan terima kasih atas perjuangan serta kepedulian para relawan YPS kepada penderita kanker.
“Tugas kalian sangat berat mendampingi orang yang kesakitan, tapi itu luar biasa dan saya atas nama pemerintah mengucapkan banyak terima kasih,” ungkap Risma.
Risma menyampaikan, sikap moral yang ditunjukkan YPS tidak dapat diukur dan dibalas dengan hal apapun. Oleh karena itu, Risma akan memberikan penghargaan berupa sertifikat yang akan ditandatangi secara basah satu per satu. Sertifikat itu, rencananya diberikan pada November ini.